Metode Konvensional Bottom Up
Metode ini sangat
sering digunakan terutama di Proyek-proyek high risk building dengan basement
di kota Yogyakarta. Sesuai dengan namanya, metode ini mengerjakan konstruksi
gedung dari lantai bawah ke atas secara berurutan. Metode ini juga cukup mudah
dilaksanakan, karena tidak terlalu rumit.
Metode
Konstruksi Bottom-Up
Kekurangan
metode konstruksi bottom-up ini diantaranya adalah :
a) Transportasi vertikal membutuhkan lahan yang
luasnya sebanding dengan kedalamannya.
b) Pelaksanaan dewatering perlu lebih intensif.
c) Penggunaan konstruksi sementara sangat banyak.
d) Hampir dapat dipastikan diperlukan ground anchor.
e) Waste material tiang
pancang pada saat penggalian.
f) Tidak memungkinkan pelaksanaan dengan super
struktural secara efisien.
Sedangkan
kelebihan metode konstruksi bottom-up ini diantaranya sebagai:
a) Sumber daya manusia yang terlatih sudah banyak
memadai.
b) Peralatan yang digunakan adalah peralatan yang
umum digunakan misalnya: backhoe, shovel
loader
dan lainnya, tidak diperlukan peralatan khusus.
c) Tidak memerlukan teknologi yang tinggi.
d) Teknik pengendalian pelaksanaan konstruksi
sudah dikuasai karena sudah banyak proyek bangunan
basement yang sudah
dikerjakan sehingga pengalaman dan contoh cukup mendukung
Metode Top Down
Metode ini
Tergolong baru di indonesia dan sering digunakan pada proyek2 di daerah Bali
& jakarta.Metode ini dapat melakukan pengerjaan pembangunan lantai bawah
dan atas secara bersamaan
Metode Konstruksi Top-Down
Kekurangan
metode konstruksi top-down ini diantaranya adalah:
a) Diperlukan peralatan berat yang khusus.
b) Diperlukan ketelitian dan ketepatan lebih.
c) Sumber daya manusia terbatas.
d) Diperlukan pengetahuan spesifik untuk
mengendalikan proyek.
Sedangkan
kelebihan metode konstruksi top-down ini diantaranya sebagai berikut:
a) Relatif tidak mengganggu lingkungan.
b) Jadwal pelaksanaan dapat dipercepat.
c) Memungkinkan pekerjaan simultan.
d) Area lahan proyek lebih luas.
e) Resiko teknis lebih kecil.
f) Mutu
dinding penahan tanah dapat lebih dikontrol.
Alat-alat Berat
Dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, dan telah adanya alat–alat berat yang dapat
digunakan
dalam
pembuatan konstruksi, sehingga dapat tercapai mutu jalan yang lebih sempurna
dengan waktu
penyelesaian
yang relatif lebih singkat. Untuk mempergunakan alat tersebut sesuai dengan
fungsinya
dengan
waktu penyelesaian yang lebih singkat, maka ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara
lain
sebagai berikut:
1.
Jenis alat yang diperlukan ditentukan berdasarkan pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
2.
Jumlah / banyak alat yang diperlukan ditentukan berdasarkan volume pekerjaan
dan waktu
penyelesaiannya
(berapa lama waktu pekerjaan itu diselesaikan).
3.
Merek yang sejenis : menyediakan alat–alat berat yang merknya sejenis (hasil
produksi yang
sejenis),
untuk mempermudah penyediaan perlengkapan (spare part) dan tenaga ahli
untuk
memperbaiki
bila terjadi kerusakan pada alat tersebut.
4.
Tujuan dari penggunaan alat berat yaitu untuk mempercepat penyelesaian
pekerjaan dan
mendapatkan
mutu kerja yang lebih sempurna.
Untuk
mempercepat penyelesaian pekerjaan, maka kita perlu mengetahui beberapa hal
sebagai
berikut:
1.
Alat apa yang lebih tepat digunakan untuk sesuatu pekerjaan.
2.
Kapasitas dari alat tersebut.
3.
Komposisi dan kondisi alat tersebut, jika kurang sempurna / kurang lengkap
komposisinya
tentu
tidak akan menghasilkan seperti yang diharapkan.
Alat-alat
berat yang digunakan pada metode pelaksanaan basement umumnya yaitu:
1.
Excavator
2.
Dump truck
3.
Loader
4.
Bulldozer
5. Grab type equipment
Metode
Pelaksanaan Konstruksi Sistem Top-Down
Pada
metode konstruksi top-down, stuktur basement dilaksanakan
bersamaan dengan pekerjaan galian
basement,
urutan pekerjaan balok dan pelat lantainya dimulai dari atas ke bawah, dan
selama proses
pengerjaannya,struktur
pelat dan balok tersebut didukung oleh tiang baja yang disebut king post (yang
dipasang
bersamaan dengan bored pile). Sedang dinding basement dicor lebih
dulu dengan sistem
diaphragm
wall.
Pada
prinsipnya metode top-down dapat disebut sebagai cara membangun
terbalik, yaitu membangun
dari
atas ke bawah. Secara teknis, metode ini sudah bukan menjadi masalah lagi di
Indonesia, tetapi
mengingat
bahwa metode top-down merupakan metode yang baru digunakan akhir-akhir
ini, maka
permasalahan
yang timbul adalah kapan digunakan metode ini serta bagaimana teknik
manajemennya
agar
tercapai tujuan utama proyek tersebut
Berikut
ini tahapan dalam pelaksanaan metode konstruksi top-down:
1. Penggalian dan pengecoran diaphragm wall.
2. Pengecoran bored pile dan pemasangan king
post.
3. Lantai basement satu, dicor di atas
tanah dengan lantai kerja.
4. Galian basement satu, dilaksanakan
setelah lantai basement satu cukup strength-nya menggunakan
excavator
kecil. Disediakan lubang lantai dan ramp sementara untuk
pembuangan tanah galian.
5. Lantai basement dua, dicor diatas tanah
dengan lantai kerja.
6. Galian basement dua, dilaksanakan
seperti galian basement satu, begitu seterusnya.
7. Terakhir mengecor raft foundation.
8. King post dicor,
sebagai kolom struktur.
9. Bila diperlukan, pelaksanaan basement,
dapat dimulai struktur atas, sesuai dengan kemampuan dari
king post yang ada
wwwwwwwwooooooooooooooooooowwwwwwwwww.............
ReplyDeletetop down jga memerlukan dewatering intensif jg. sblm itu point a. pasang guide wall dlu. saran : mending ente cari study kasus
ReplyDelete